Best Of Me

Abad About abundant Air Akibat Alergi Aneh Anything arti Aturan Automatic awal Bad Bahagia Bali Batasan Bayi Belajar benar ber-arti Berlian besar Best Better Binggung Board Breath Broken Up Bumi Cable Cara Cause Clash of Clans CoC color Connector Connectors Contoh Cornfirmation Crossover Crowdfounding Darah Day Off Definisi Direct Direction DIY download E-Mail easier efek Effect Emosi Ethernet everything example Extra extra ordinary Facebook Fakta Fault Feel feng shui Follow friendship Game of Thrones Gejala Gempa Gila go Google Hackers Hadiah Hancur Happy hari HeadUnit Him Hold holiday Horoscope house How I Ibu iconic Ide Impossible Indonesia Info ingat Insentif Inspire Instagram iphone iphone 7 IQ Jenis Jenius Kabar Kabel Kalah kandang Kanker kecil Keinginan Kenwood Kode Kreatif laba Lahir Lalat Leader leak Legend link Long Love Lyric Mahabarata malam maria Mean memberi Menang Mendengar Mengapa mengeri Mengerti Minds miyabi Modal money Mustahil My Nama Need News Nice NKRI nol Nothing Old Oral Sex Orang Orang Kaya Orlando osawa Own Pamor Panjang Papua Paranoid Parawisata pemberian penjahat Perfect Periods Permen Perubahan Picture Pinterest Play Please pokemon pokemon go Predict Presiden Program Project Proses Qoute Qoute of the Day Quote Ramalan Remote Rendah Responsibilities Safe Sakit Sakit hati Sebab Secret selamat Semangat Sempurna Seputar Film Serba-Serbi Sexiest Skills Social media Steering Succeed Syarat Tahan Tanggung Jawab tidur Time Tipis Tips of the Day TNI Top Tujuan Twitter Uang UFO Umur Understand unique Universal Updates Veni Vici Vidi Virgo Virtual Virus Wajah Warna White Will Willingness Wish Wonder You Zenith Zika Zodiak

Monday, September 28, 2009

Anak yang Sering Ditampar IQ-nya Rendah


Senin, 28 September 2009 | 11:55 WIB
KOMPAS.com - Menampar atau memukul kadang dilakukan orangtua untuk membuat anak patuh dan disiplin dalam sekejap. Tapi, tahukah Anda pola asuh yang keras bisa menimbulkan dampak buruk bagi perkembangan otak anak?

Studi terkini menyebutkan, orangtua yang bereaksi terlalu keras untuk mengoreksi kesalahan anak, misalnya dengan cara menampar atau memukul, tidak hanya menyebabkan anak stres tapi juga membuat tingkat kecerdasan (IQ) anak lebih rendah.

Studi yang dilakukan peneliti terhadap ribuan anak di Amerika Serikat menunjukkan, anak yang kerap ditampar orangtuanya memiliki nilai IQ (intelligence quotients) yang lebih rendah dibanding anak yang tidak pernah ditampar.

"Setiap orangtua ingin punya anak yang pintar. Dengan menghindari kekerasan pada anak dan melakukan cara lain untuk mengoreksi kesalahan anak, hal itu bisa dicapai," kata Murray Straus, sosiolog dari Universitas New Hampshire, AS.

Dalam risetnya, Strauss dan timnya melakukan studi nasional terhadap dua kelompok sampel anak, yakni 806 anak berusia 2-4 tahun, dan 704 anak berusia 5-9 tahun. Pada saat dimulainya studi anak-anak tersebut mengikuti tes IQ dan tes berikutnya di akhir studi, empat tahun kemudian.

Anak-anak dari dua kelompok itu menunjukkan tingkat kecerdasan yang meningkat setelah empat tahun. Tetapi dari kelompok anak berusia 2-4 tahun yang kerap ditampar orangtunya, menunjukkan skor IQ 5 poin lebih rendah dibanding anak yang tidak pernah ditampar. Untuk anak 5-9 tahun yang pernah ditampar, skor IQ-nya rata-rata lebih rendah 2,8 poin dibanding rekannya yang tidak ditampar.

"Pemukulan atau tindakan kekerasan yang dilakukan orangtua merupakan pengalaman yang traumatik bagi anak. Berbagai penelitian telah menunjukkan kejadian yang traumatik berakibat buruk bagi otak. Selain itu, trauma juga membuat anak memiliki respon stres pada kejadian sulit yang dihadapi. Hal ini tentu berdampak pada perkembangan kognitifnya," papar Straus.

Tak sedikit orangtua yang menjadikan pukulan, tamparan, atau jeweran sebagai senjata untuk mendidik anak. Anak pun memilih untuk menurut daripada mendapat hukuman. "Akibatnya anak tidak bisa berpikir secara independen," kata Elizabeth Gershoff pakar dibidang perkembangan anak dari Universitas Texas, Austin, AS.

Setiap anak memang perlu diajarkan disiplin. Selain agar patuh pada aturan, disiplin juga akan membuat anak belajar menghargai orang lain dan mengontrol dorongan dalam dirinya. Namun, orangtua hendaknya juga perlu membuat batasan-batasan yang dilandasi cinta agar anak merasa aman.

Alih-alih menghukum anak dengan pukulan, beri tekanan lebih pada sisi positif anak, misalnya dengan memberi hadiah atau pujian bila anak berlaku positif. Bila terpaksa memberi hukuman, sesuaikan dengan usia si kecil dan situasi yang berlaku.

AN
Sumber : The Times
ber-arti.blogspot.com

Bagi saya sudah jelas jika itu dilakukan oleh orang tua. karena orang tuanya sendiri memiliki IQ dibawah rata-rata atau idiot.

Bookmark and Share

No comments:

Search

2014 ber-arti.blogger.com | Some rights reserved.


Convert